
Tahun 1945, Jepang terlibat perang Dunia Kedua.
penyerangan Jepang atas pelabuhan Pearl Harbour di Amerika telah membuat
pemerintah Amerika memutuskan untuk menjatuhkan bom atom pertama kali dalam
sebuah peperangan.Dan Jepang pun kalah. Dua kotanya, Nagasaki dan Hiroshima
dibom Atom oleh Amerika. Saat itu, kota Kobe juga tidak ketinggalan menerima
akibatnya. Boleh dibilang Kobe menjadi rata dengan tanah.
Ketika bangunan di sekitarnya hampir rata dengan
tanah, Masjid Muslim Kobe tetap berdiri tegak. Masjid ini hanya mengalami
keretakan pada dinding luar dan semua kaca jendelanya pecah. Bagian luar masjid
menjadi agak hitam karena asap serangan bom. Tentara Jepang yang berlindung di
basement masjid selamat dari ancaman bom, begitu juga dengan senjata-senjata
yang disembunyikannya. Masjid ini kemudian menjadi tempat pengungsian korban
perang.
Pemerintah Arab Saudi dan Kuwait menyumbang dana
renovasi dalam jumlah yang besar. Kaca-kaca jendela yang pecah diganti dengan
kaca-kaca jendela baru yang didatangkan langsung dari Jerman. Sebuah lampu hias
baru digantungkan di tengah ruang shalat utama. Sistem pengatur suhu ruangan
lalu dipasang di masjid ini.Sekolah yang hancur akibat perang kembali
direnovasi dan beberapa bangunan tambahan pun mulai dibangun. Umat Islam
kembali menikmati kegiatan-kegiatan keagamaan mereka di Masjid Muslim Kobe.
Krisis keuangan sering menghampiri kas komite
masjid. Pajak bangunan yang tinggi membuat komite masjid harus mengeluarkan
cukup banyak biaya dari kasnya. Beruntung, banyak donatur yang siap memberikan
uluran tangannya untuk menyelesaikan masalah keuangan pembangunan dan renovasi
masjid ini. Donasinya bahkan bisa membuat Masjid Muslim Kobe menjadi semakin
berkembang.
Kekokohan Masjid Kobe diuji lagi dengan Gempa
Bumi paling dahsyat tahun 1995. Tepatnya pada pukul 05.46 Selasa, 17 Januari
1995. Gempa ini sebenarnya bukan hanya menimpa Kobe saja, tapi juga kawasan
sekitarnya seperti South Hyogo, Hyogo-ken Nanbu dan lainnya.
Para ahli menyebutkan bahwa gempa itu disebabkan
oleh tiga buah lempeng yang saling bertabrakan, yaitu lempeng Filipina, lempeng
Pasifik, dan lempeng Eurasia. Meski hanya berlangsung 20 detik, namun gempa ini
memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang, yang sebagian besar merupakan
penduduk kota Kobe. Selain itu gempa Kobe juga mengakibatkan kerusakan besar kota
seluas 20 km dari pusat gempa.
Gempa bumi besar Hanshin-Awaji merupakan gempa
bumi terburuk di Jepang sejak Gempa bumi besar Kanto 1923 yang menelan korban
jiwa 140.000 orang. Namun hingga kini masjid Kobe tetap berdiri kokoh dan
tegak, seakan tidak tergoyahkan meski didera berbagai bencana.
Semoga dakwah
Islam di Jepang setegar masjid ini.